Widget HTML Atas

Sudahkah Kita Menjadi Pemimpin yang Menginspirasi?

pemimpin inspiratif


“Setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya…” (alhadits)

Dalam hidup bermasyarakat, saya seringkali menemui banyak tipikal manusia. Ada tipikal manusia yang peduli sesama, yang masa bodoh, penuh empati, tidak tahu diri, tulus dalam membantu, pencitraan diri, menyalahkan tapi tidak bisa memberi solusi, tahu solusinya tapi berdiam diri, penuh inisiatif dan tanggung jawab, dan pilih aman dan lari dari tanggung jawab. Ada yang menjadi pemimpin, ada pula yang senang dipimpin. Ada yang senang mengatur, ada pula yang susah diatur. Ada pemimpin yang arif dan bijaksana, ada pula pemimpin yang durjana dan menganiaya. Semuanya ada.

Ada pula yang terpilih menjadi pemimpin secara formal, tapi ia kurang melayani dan kurang bertanggungjawab. Tidak ada yang dikerjakan dan tidak ada perubahan yang berarti. Akhirnya ia menjadi pemimpin yang cenderung diabaikan oleh anak buahnya, nasihatnya tidak diindahkan, perintahnya tidak digubris, yang ada bahkan ketaatan semu. Di depan memuji, di belakang memaki. Maka jangan harap ada tatanan organisasi yang baik. Ada tatanan masyarakat yang sejahtera. Bahkan jangan berkeinginan ada tatanan negara yang damai, jika setiap individunya tidak baik.

Pemimpin yang Tanggung Jawab dan Inspiratif

Merenungi hadits di atas, bahwa setiap manusia adalah pemimpin, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Semua dilakukan manusia akan dipertanggungjawabkan di hadapan penguasa alam semesta. Sehingga saya menangkap pesan dari hadist di atas bahwa kehadiran setiap manusia di bumi ini memiliki tugas sebagai pemimpin yang harus bertanggung jawab.  Bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, bertanggung jawab terhadap kehidupan sosialnya, bertanggung jawab terhadap negaranya dan bertanggung jawab terhadap alam sekitarnya, dimana ia berpijak. Dan kelak di akhirat, manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas semua yang pernah dilakukannya ketika di dunia. Saat itu tidak ada yang bisa lari dari tanggung jawab.

Sesungguhnya kita adalah pemimpin. Tidak harus menjadi pemimpin dalam arti formal, tetapi menjadi pemimpin dalam arti mampu mengendalikan, mengarahkan, dan menggerakkan dirinya sendiri dalam kebaikan. Memimpin dirinya untuk bisa menata hidupnya dengan baik, menempa dirinya untuk menjadi pribadi yang luar biasa. Sehingga ketika ia sudah menjadi pribadi yang baik, maka ia akan siap menjadi pemimpin yang baik. Minimal, menjadi pemimpin atau kepala rumah tangga, yang bertanggung jawab atas keluarganya.

Dalam teori kepemimpinan, ada banyak pengertian tentang pemimpin atau kepemimpinan ini, tapi saya sepakat bahwa seorang pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, menjadi sumber inspirasi kebaikan, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.

Dan menurut saya, kepemimpinan yang inspiratif adalah manakala orang lain dengan suka rela melakukan sesuatu untuk pemimpinnya. Mereka memiliki loyalitas yang tinggi untuk pemimpinnya. Bahkan tanpa pamrih. Pemimpin tidak harus menggunakan cara-cara yang kasar, tapi menggunakan kelembutan. Pemimpin yang selalu diikuti setiap tindakan dan perbuatannya. Dipercaya dalam perbuatan dan perkataannya. Dan Pemimpin yang selalu menjadi sumber inspirasi dalam kebaikan.

Pemimpin Ibarat Driver

Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Self Driving, leader atau leadership, Rhenald Kasali memakai istilah driver, menurutnya driver yang baik adalah seseorang yang mampu men-drive dirinya sendiri dengan baik, mampu menentukan masa depannya, tidak mudah terperangkap sebagai passanger atau penumpang dengan segala masalahnya, tetapi keluar dengan menjadi pemimpin. Ketika seseorang mampu memimpin dirinya dengan baik, maka ia akan mampu memimpin yang lainnya, termasuk harus memimpin sebuah negara. Tergantung sekuat apa ia men-drive dirinya dan sejauh mana ia menjadi self driving. Atau bahkan stagnan, terjebak dalam zona nyaman, dan akhirnya duduk manis sebagai passanger.

Selain itu seorang “Driver” harus memiliki prinsip yaitu: pertama, memiliki inisiatif: Bekerja tanpa ada yang menyuruh. Berani mengambil langkah beresiko, responsive, dan membaca gejala. Kedua, Memiliki karakter melayani: Orang yang berpikir tentang orang lain, mampu mendengar, mau memahami, peduli, dan berempati. Ketiga, Navigasi : Memiliki keterampilan membawa gerbong ke tujuan, tahu arah, mampu mengarahkan, memberi semangat, dan menyatukan tindakan. Serta memelihara “kendaraan” untuk mencapai tujuan. Yang keempat, Tanggung jawab: Tidak menyalahkan orang lain, tidak berbelit-belit atau menutupi kesalah diri sendiri.

So, sudahkah kita menjadi pemimpin yang menginspirasi?

1 comment for "Sudahkah Kita Menjadi Pemimpin yang Menginspirasi?"

  1. Saya sendiri masih terus belajar minimal utk memimpin diri dan keluarga kecil saya... tfs kak..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang positif. Mohon tidak meletakkan link hidup. Salam blogger!