4 Alasan Mengapa Anak Harus Kembali Pembelajaran Tatap Muka
Saat ini pandemi covid sudah berjalan delapan bulan. Kita belum tahu kapan pandemi covid 19 akan berakhir. Sehingga kita harus mulai menyadari dengan kondisi ini. Jika selama delapan bulan kemarin kita tidak melakukan apa-apa, maka akan banyak yang hilang dan lepas. Termasuk kesempatan belajar di sekolah atau di kampus.
Tapi khan
bisa pembelajaran jarak jauh? Bisa belajar dari rumah?
Pembelajaran daring hanya sekadar transfer pengetahuan
Betul,
pembelajaran bisa dilakukan secara daring atau online. Ini juga merupakan
bagian dari solusi. Tetapi tidak bisa dipungkiri, pembelajaran jarak jauh (PJJ)
atau belajar dari rumah (BDR) ternyata juga banyak kendala di lapangan.
Ketuntasan belajar belum bisa tercapai sepenuhnya.
PJJ maupun BDR masih
berfokus pada sisi kognitif saja. Hanya sekadar transfer pengetahuan, hanya menuntaskan
pembelajaran yang bersifat pengetahuan, pembelajaran sikap dan ketrampilan
belum bisa dikatakan tuntas atau berhasil.
Ketuntasan secara
Afektif dan Psikomotorik inilah yang banyak dikeluhkan sebagian orang tua. Ada
perubahan sikap sejak anak-anak setiap hari bersama gadget atau laptop. Anak
mulai cenderung apatis, tidak peduli dengan orang lain, dan sikap-sikap negatif
lainnya. Apalagi jika kedua orang tua sibuk dengan tuntutan pekerjaan, maka
anak-anak semakin tidak terkontrol dan terkendali. Ini akan menjadi persoalan
baru bagi generasi bangsa.
Nilai-nilai karakter dan ketrampilan tidak cukup diajarkan secara daring
Sekali lagi,
bahwa kesempatan belajar di sekolah, di pesantren, atau di kampus bukan sekedar
ketuntasan akademik, ketuntasan kognitif semata, tetapi nilai afektif dan
psikomotorik juga harus dituntaskan. Karena nilai-nilai sikap, nilai-nilai
karakter, tidak cukup disampaikan secara daring.
Nilai-nilai karakter
tidak cukup disampaikan secara lisan tetapi juga diteladankan. Tidak cukup
hanya diceritakan tetapi butuh dipraktikkan dan dibiasakan. Keterampilan tidak cukup
diunduh materinya dari internet, tetapi perlu dibimbing dan dilatih.
Untuk mencapai
ketuntasan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa tersebut, tidak ada jalan
lain kecuali pembelajaran tatap muka atau pembelajaran offline.
Bagaimana dengan
keselamatan jiwa anak?
Maksimalkan Ikhtiar Menjalankan Protokoler Kesehatan di Sekolah dan di Rumah
Kesehatan dan keselamatan
tetap penting. Bahkan sangat penting. Kita tidak boleh meremehkannya. Ikhtiar
menjaga kesehatan dan keselamatan harus disempurnakan. Penerapan protokoler
kesehatan harus dilaksanakan secara disiplin. Upaya-upaya menempuh jalan keselamatan harus
dilaksanakan.
Satuan pendidikan
dan orang tua harus saling bersinergi untuk menjalankan protokoler kesehatan. Termasuk
mendisiplinkan anak untuk menerapkan protokoler kesehatan. Sekolah dan orang
harus saling mendukung agar anak-anak tetap sehat dan selamat.
Tanggungjawab pendidikan dan kesehatan anak
Selamat di dunia
dan akhirat. Ya, kita harus berfikir balance. Orang tua, harus bijak dan tepat
dalam mengambil keputusan. Termasuk memutuskan anak akan belajar di rumah
bersama orang tua atau kembali ke sekolah.
Karena kita tidak tahu kapan pandemi akan hilang? Apakah kita harus menunggu sesuatu yang tidak pasti? Dan yang pasti, waktu yang sudah terlewat tidak akan pernah kembali. Kesempatan yang hilang mungkin tidak akan pernah datang lagi.
Maka,
menyelamatkan generasi dari ancaman covid 19 itu penting dan menyelamatkan
generasi dari kebodohan, kelemahan, dan kehinaan itu wajib. Bukankah menuntut
ilmu bagi seorang muslim itu perkara yang wajib? Bukankah kita tidak boleh
meninggalkan keturunan kita dalam keadaan lemah?
Sebagai orang
tua, dua hal ini menjadi tangungjawab yang harus dilaksanakan. Jika dengan di
rumah saja, orang tua dapat melaksanakan dan memberikan yang terbaik untuk
anak, maka di rumah saja dapat menjadi keputusan. Jika dengan di rumah saja,
anak bisa tuntas ilmu dan adabnya, tuntas koginitif, afektif, dan psikomoriknya,
serta terjaga kesehatannya, itulah orang tua yang hebat.
Apapun pilihan
orang tua, terkait pembelajaran luring atau pun pembelajaran daring, semoga
tetap diberikan yang terbaik oleh Allah SWT. Karena yang di rumah saja juga
belum tentu terjamin akan sehat terus. Yang melaksanakan pembelajaran tatap
muka dengan protokoler kesehatan juga tidak musti akan terpapar covid 19.
Saling mendoakan, semoga pandemi covid 19 segera berakhir, kembali beraktitas
seperti sedia kala.
baca juga : protokol kesehatan yang diterapkan di pesantren dalam menjalankan pembelajaran tatap muka
Alasan yang terpenting adalah bagaimana anak belajar bersosalisasi dengan teman-temannya.
ReplyDeleteBoleh boleh boleh tapi bang, untuk saat ini pilihan terbaik tetap PJJ alasan tidak klasik, cara bersosialisasi anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Disini saja sudah cukup mengapa pemerintah masih bertahan dengan kebijakan PJJ. Oh iya, bisa untuk daerah Hijau. Sayangnya di kotaku masih merah. Kita berdoa semoga Covid-19 segera berlalu Aamiin
ReplyDeleteKangen sih memang suasana anak belajar dengan tatap muka langsung di sekolah. Tapi dalam kondisi seperti ini, buat saya kesehatan jauh lebih penting
ReplyDeleteGpp deh kehilangan masa sekolah sampai setahun, daripada melepas anak kembali sekolah serasa lepas ke medan perang. Mendingan dikekepin aja dulu deh di rumah
Bemer sih, kita dipaksa belajar di rumah. Tp itulah yg terbaik unt saat ini. Kesehatan lebih utama hehe
ReplyDeleteDi desaku sudah mulai dilakukan belajar tatap langsung karena alasan-alasan diatas, tapi waktunya tidak bisa sama seperti dulu. Hanya beberapa jam saja masuk sekolahnya
ReplyDeleteKata temen saya yang guru, PJJ lebih tepat Penugasan Jarak Jauh :(
ReplyDeleteTatap muka lebih tepat karena bisa meningkatkan bonding juga.
Iya mas. Repot bener kalo seandainya mengajarkan etika secara daring. Saya jadi teringat susahnya guru TK. Makanya banyak juga ibu yang darting saat daring. Hehehe
ReplyDeleteSemoga pandemi ini segera berlalu ya, anak-anak bisa belajar lagi secara tatap muka, bisa berinteraksi secara langsung dengan teman-teman dan gurunya
ReplyDeleteIya sih memang repot dan kendalanya banyak banget waktu belajar daring kayak sekarang.
ReplyDeleteTapi bakalan susah tatap muka kalau grafik kasus covid19 yang tidak turun-turun kayak sekarang.
Jangankan orang tua, saya yang mahasiswa saja sangat kesulitan dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini kak. Semoga semuanya cepat kembali seperti sedia kala aamiin
ReplyDeleteBener banget. Mudah-mudahan selalu diberi kemudahan baik orangtua maupun pendidik. Sedih pandemi ini belum jyga berakhirr
ReplyDeleteSelama pandemi belum berakhir harus bersabar untuk belajar tatap muka , memang buat kangen suasana bermain, jailin kawan2nya , semoga para orangtua dan pendidik diberi kesabaran dan kemudahan juga ya,
ReplyDeleteAlasan lainnya adalah anak mulai bosan di rumah saja. Seperti anak saya yang selalu minta sekolah. bosan belajar di rumah terus. pengen ketemu teman teman sekolahnya. Selain itu anak juga butuh sosialisasi dan belajar langsung kan. kalau di rumah bisa jadi yang mengerjakan tugas, malah orang tuanya. anak jadi kurang mandiri. kapan sih corona perginya. biar bisa sekolah tatap muka.
ReplyDeleteSemoga pandemi cepat berakhir ya.. pembelajaran daring memang tidak bisa menggantikan sepenuhnya pembelajaran tatap muka
ReplyDeleteSebenarnya masih bisa disiasati untuk tatap muka bagi anak usia TK misalnya, yang butuh dipantau motoriknya. Seperti di sekolah anak saya, gurunya yang home visit ke rumah murid. Memang akan sulit pada kelas yang muridnya banyak, karena ada kendala biaya, dan banyaknya rumah yang dikunjungi. Makanya hanya bisa untuk anak TK dengan kapasitas jumlah siswa kecil.
ReplyDeleteSebagai mak mak, daku pribadi memilih PJJ selama pandemi belum tertangani dengan baik. Rasa khawatirku cukup besar soalnya. Mengingat kasus positif di daerahku, tepatnya di kecamatan tempatku bermukim, justru grafiknya meningkat. Jadi, daku masih memilih PJJ
ReplyDeleteSerba salah sih emang..ga tatap muka anaknya ga ngerti pelajarannya..tatap muka takut bahaya virus..hmm semoga ada jalan penyelesaian terbaik deh ya..
ReplyDeleteBelajar di sekolah itu penting bagi anak, soalnya sangat membantu anak untuk fokus, mandiri, dan juga bersosialisasi dengan teman. Sekolah darling ini membuat anak jadi cuek, dan tidak fokus terkadang. Nggak heran emak pun pada kebingungan. Semoga pandemik ini segera berlalu
ReplyDeleteaku masih ragu sih kalau hari gini disurh masuk ke sekolah offline khawatir virus itu pada saling jumpa di sekolah. apalagi anakku masih TK jadi sebisa mungkin maksimalkan kegiatan di rumah deh
ReplyDeleteiyaa anak-anak biar mudah sosialisasi juga nih kalau tatap muka, tapi ya gitu sih kalau masih pandemi mah masih ngerih juga. semoga pandemi ini segera berakhir dan anak-anak bisa segera belajar offline.
ReplyDeleteSemoga keadaan ini lekas berlalu ya Kak Jadi sebenarnya melihat anak-anak yang seharusnya bebas bermain bersama teman-temannya ketika belajar di sekolah kini hanya bisa di rumah. Mungkin yang sudah biasa homeschooling sih tidak masalah tapi yang sudah biasa belajar di sekolahan biasa nih emaknya belum tentu menguasai pelajaran yang di berikan tugas sama gurunya. Alhasil emaknya ikutan stres jadinya
ReplyDeleteSetuju kak, karena kebanyakan belajar dari gawai kasihan matanya juga.
ReplyDelete