7 Tips Mendampingi Anak Belajar di Rumah
7 Tips Mendampingi Anak Belajar di Rumah.- Bagi sebagian orang tua mendampingi anak belajar di rumah terkadang menjadi masalah tersendiri. Khususnya bagi orang tua yang putra putrinya masih jenjang sekolah dasar dan PAUD. Masalahnya ada saja. Kadang masalahnya muncul bukan dari anak tetapi justeru dari orang tua.
Lho, kok malah orang tua yang ‘bermasalah’?
Ya, pada dasarnya orang tualah yang berkewajiban membantu anak dalam belajar. Bagaimanapun kondisi anak. Seperti apapun karakter anak. Seharusnya orang tua yang lebih tau, cara membimbing dan mendampingi anak belajar. Tidak mengganggap anak sebagai sumber masalah.
Pernahkan ayah bunda menonton sebuah video yang memperlihatkan seorang bapak memukuli anak. Sehingga anak mengalami luka serius.
Ceritanya, seorang bapak tersebut sedang mengajari anak, tetapi si anak tidak bisa. Bukannya membimbing dengan baik, tetapi justeru ribut dengan anak. Anak terus dipukuli setiap anak melakukan kesalahan. Berulang-ulang. Terjadilah kekerasan fisik. Anak menjadi korban ketidaksabaran seorang bapak. Miris kan?
Nah, ayah bunda, semoga tips berikut dapat membantu ayah bunda semuanya.
7 Tips mendampingi anak belajar di rumah.
1. Berniatlah sungguh-sungguh mendidik anak.
Ingat ayah bunda, anak adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada kita. Berharap kelak menjadi anak yang saleh-salehah. Anak yang dapat membahagiakan orang tua, baik ketika di dunia maupun di akhirat.Anak sesuai harapan, mencapainya tidak mudah.
Butuh kesungguhan dan keseriusan orang tua. Bukan orang lain.
Guru atau ustadz-ustadzah, hanyalah orang yang kita percaya untuk membantu orang tua. Tugas mendidik tetaplah tugas utama orang tua.
Kalau berharap anaknya saleh, orang tua juga harus saleh lebih dulu. Kalau ingin anaknya sungguh-sungguh dalam belajar, orang tua juga harus sungguh membimbing dan mendidik anak.
Oh ya, ayah bunda, mendidik anak tidak cukup kita penuhi jasmaninya saja ya… . Tidak cukup dipenuhi materinya saja tetapi kehadiran orang tua di sisi anak juga sangat penting.
2. Siapkan Waktu Khusus untuk Belajar Bersama Anak.
Kesungguhan orang tua dengan pemenuhan materi dan fasilitas itu penting tetapi kehadiran orang tua bersama anak ini jauh lebih penting. Ini yang kadang sebagian orang tua melupakannya.
Ayah bunda harus hadir, membersamai anak-anak. Sosok ayah, sosok ibu hadir dalam kehidupan anak. Untuk menjadi teladan, menjadi teman, menjadi sahabat, menjadi pembela, dan juga menjadi problem solving.
Anak kadang tidak membutuhkan tercukupinya materi saja, tetapi belaian dan pelukan seorang ayah atau ibu kadang yang paling diharapkan seorang anak. Kehangatan dalam sebuah keluarga.
So, siapkan waktu khusus untuk membersamai anak belajar di rumah. Jauhkan gadget, temani dan damping anak dalam belajar.
Sehingga anak memiliki waktu bersama ayah bunda dalam belajar dan juga bermain. Ya, bermain bersama anak juga penting. Untuk membangun kedekatan emosional dengan anak.
3. Terapkan peraturan dan konsekuensi logis.
Jika waktu belajar sudah tersedia, berikutnya ajak anak-anak untuk membuat kesepakatan. Kesepakatan dalam menggunakan waktu untuk belajar. Waktu belajar dari jam berapa sampai jam berapa, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama belajar, berikut dengan konsekuensinya jika melanggar kesepakatan.
Tujuanya apa? untuk mendidik anak disiplin dan memiliki tanggung jawab. Ini merupakan bagian dari proses pendidikan.
baca : cara menasihati anak remaja
4. Apresiasi dan hargai usaha anak.
Seringkali orang tua memberikan sanksi ketika anak melanggar tetapi jarang memberikan apresiasi ketika anak melakukan kebaikan atau berhasil dalam suatu hal. Seperti inilah kadang menurut anak, orang tua dianggap tidak adil.
Berilah apresiasi sekecil apapun keberhasilan anak. Berilah reward untuk setiap kemajuan, peningkatan, dan usaha anak. Walaupun hanya sekedar acungan jempol, kata-kata ‘bagus’ atau ucapan terima kasih. Anak akan merasa dihargai usaha da pencapainya.
5. Mendampingi anak belajar tidak harus membantu menyelesaikan tugas anak.
Sebagian orang tua mengeluh ‘gak bisa ngajari mata pelajaran ini itu’. Sebenarnya bukan itu yang dibutuhkan, bukan orang tua yang mengerjakan dan menyelesaikan tugas anak, tetapi membersamai anak dalam belajar itu yang dibutuhkan.
Jadi, jangan menjadikan ketidakmampuan dalam materi pelajaran sebagai alasan untuk tidak mendampingi anak dalam belajar. Ini yang sering terjadi.
Yang diperlukan adalah bagaimana anak tetap semangat dalam belajar. Bagaimana anak memiliki daya juang dalam menyelesaikan masalahnya. Berilah semangat dan bantulah langkah-langkah menyelesaikan tugasnya.
Tidak semua masalah anak, orang tua turun untuk membantunya. Berilah kepercayaan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan begitu ia akan belajar mandiri.
baca : Sekolah Dasar Terbaik di Kota Tuban
6. Orang tua ikut belajar bersama anak.
Ketika waktu belajar, jauhkan aktifitas yang menggangu. Televisi dimatikan. Laptop dan gadget dijauhkan. Kecuali sebagai media belajar.
Hindari memerintah anak belajar tetapi orang tua asyik bermain gadget. Menyuruh anak belajar tetapi orang tua menonton televisi.
Ketika waktu belajar, sebaiknya orang tua juga belajar. Ketika menyuruh anak membaca, ya, orang tua juga harus membaca. Paling tidak ikut menemani anak membaca. Membaca Koran, majalah atau buku-buku parenting.
7. Meningkatkan kesabaran
Yang terakhir, orang tua harus memiliki kesabaran tingkat tinggi. Terkadang anak memang menguji kesabaran orang tua. Jika orang tua mampu melewatinya, harapan dan cita-cita orang tua akan lebih cepat tercapai.
Orang tua harus memahami bahwa setiap anak itu memiliki kecerdasan dan keunikan masing-masing. Tidak usah dibanding-bandingkan dengan anak orang lain. Orang tua harus menemukan kelebihan dan keunikan anak, setelah itu, fasilitasi, dukung, dan lejitkan potensinya. Ia akan menjadi anak yang sukses.
Tidak ada anak yang bodoh, hanya kita saja yang belum menemukan ‘keunikannya’. Tidak ada anak yang ‘nakal’, hanya kita saja yang kadang kurang sabar.
Tetap semangat ayah bunda, jadilah orang tua terbaik untuk anak-anak kita. Semoga bermanfaat!
baca juga : Inilah Cara Mengatasi Kesulitan Mendampingi Anak Belajar di Rumah
referensi : dari berbagai sumber
Perlu dipraktikkan... panduan yg bagus untuk orang tua
ReplyDeletesaat sperti ini saatnya orang tua memliki waktu qtime yang banyak, sehingga mampu memberikan pendampingan kepada anak, memperkenalkan gawai yang positif,berkarya, dan mengeluarkan hobi selama learn from home
ReplyDeletePedoman cara belajar begini yang dibutuhkan ortu dalam mendampingi anak belajar di rumah selama covid. Terima kasih
ReplyDeleteMengajari anak emang kudu sabar dan tekun karena karakter dan kecerdasan setiap anak berbeda. Mengapresiasi kemajuan anak adalah cara tepat agar ia tergugah untuk berusah lebih keras.
ReplyDeleteMendampingi anak belajar sangat memerlukan kesabaran. Tidak jarang orang tua justru lebih cepat marah ketika mendampingi anaknya belajarm
ReplyDeleteSaya kadang menyayangkan jarang orangtua yang bisa memberikan apresiasi pada anaknya saat anaknya melakukan kebaikan atau hal lain yang patut dibanggakan. Entah gengsi atau memang tidak paham padahal itu bagus banget dampaknya ke anak ya k. Makasih artikelnya bagus banget ini
ReplyDeleteWah, makasih tips2 idealnya
ReplyDeleteKadang prakteknya ambyar haha
Terima kasih semuanya, atas komen2nya...
ReplyDeleteWah, ini penting banget buat yang udah berumah tangga, apalagi sekarang lagi belajar dari rumah karena wabah. Tapi, saya belum nikah, mungkin bisa diterapkan untuk keponakan saya aja nantinya.
ReplyDeleteCorona benar benar merubah semua lini kehidupan. Termasuk pendidikan yang semula banyak tatap muka menjadi dirumah aja.
ReplyDeleteini banget yang aku rasain selama 3 minggu ni. Sekarang saya harus menyediakan waktu minimal 6 jam bersama mereka. Karena harus mendampingi mereka belajar, menghafal tugas, dan bermain bersama mereka.
ReplyDeleteSemoga pandemi ini cepat berlalu, karena mereka harus beradaptasi lagi untuk menghadapi peraturan yang berbeda di rumah dan di sekolah selama 3 minggu ini :(
Iya bener, ternyata butuh kesabaran ekstra jadi guru itu. Baru beberapa hari mendampingi belajar anak sendiri aja udah kelabakan. Kebayang guru di sekolah yang ngajarin satu kelas dengan berbagai karakter.
ReplyDeleteLangsung mules hihihi
Nah ini nih jadi pelajaran buat aku kalau suatu saat anak udah sekolah. Pasti kesabaran itu penting banget ya. Kebetulan sebelum punya anak sempat jadi guru asrama yang nemenin anak orang mulai dari pulang sekolah sampai berangkat sekolah lagi. Kayak di rumah gitu, emang harus ekstra sabar
ReplyDeleteI agree with u mas. Pola hidup dan pola pikir masy skrg yg membuat menjadi orangtua sumbu pendek sehingga kurangnya kesabaran, hiks
ReplyDeleteBiasanya karena ga sabar... jadi suka kelupaan kan tugasnya mendampingi bukan membantu anak menyelesaikan tugas... yg ada malah ortu yg suka nyelesaian tugas anaknya...
ReplyDeletesemangat. menemani anak gak harus membantu pr mereka. tapi kalau gak bisa ya terpaksa emaknya yang kerjain. seperti bikin hasta karya. haduh gimana tuh bu?
ReplyDeletetetapkan peraturan dan konsekuensi logis ini, yang sering dilanggar oleh orang tua. Misal, selama jam anak sekolah maka tidak ada TV nyala. Eh tetapi si ortu asik chat WA di sebelah anak. Ya jelas aja anak bakalan terpecah konsentrasinya.
ReplyDeletebener banget nih Mas Masruhin, gak ada anak yg nakal yg ada mah ortunya yg belum menemukan sisi keunikannya si anak. Btw, itu bapak yg ngajarin anaknya pake kekerasan kl anaknya lapor ke polsek terdekat, bapaknya bs diproses lohh, jgn main2 ama KDRT
ReplyDeleteTugas mengajar anak kali ini sungguh ujian bagi saya. Wkwkwk.
ReplyDeleteBukan hanya ujian kesabaran tapi juga ketabahan mengingatkan anak agar fokus belajar. Ia kinestetik yang tidak bisa tenang mengerjakan tugas berlembar-lembar di layar HP. Satu pelajaran bisa 50 soal karena ia kelas 6.
Dan tugasnya banyak.... Wkwkwk
Mendampingi anak belajar ini memang butuh ekstra kesabaran, ya. Apalagi belajar di rumah dalam suasana wabah gini. Tantangannya makin besar. Kalau stok sabar ga banyak, kasihan anaknya kena cubit terus. Hahaha. Makasih tipsnya ya, mas.
ReplyDeletesku diceritain sama org kator yg udah punya anak, astaga aku ngakak karena byk berantem dan akhirnya temen kntorku ini pusing
ReplyDeletekayaknya harus kukasih link artikel ini biar orangnya baca, hihi
anak itu cukup di kasih apresiasi dan dihargai usahanya pasti senang mereka.. belajar mendampingi anak kecil di les
ReplyDeleteCaranya bisa aku terapkan nanti, saat aku sudah punya anak. saat ini akan aku terapkan ke anak orang terlebih dahulu. sepertinya tidak jauh berbeda.
ReplyDeleteSetuju dengan poinnya membantu anak bukan berarti mengerjakan tugas anaknya... Semangat buat ortu yang harus Luangkan waktu khusus untuk ngajar anak
ReplyDeleteBanyak ortu yg kini sambat krna kerepotan ngajarin anak selama WFH kak. Termasuk rang orang d kntorku
ReplyDeleteHarus aku suruh baca artikel ini deh
Suka sedih ama ortu yang engga sabar. Walaupun saya pun belum tentu sabar. Wkwkwk...Jadi introspeksi sih. Mudah-mudahan aku engga kayak gitu. Apalagi pelajaran sekarang duh, ortu juga mumet deh. Harus ikut belajar...
ReplyDeleteBenar buk, Satu-satunya seperti ini kemahiran ibu-ibu dalam mendidik anak semakin diuji.
ReplyDeleteBagus banget tipsnya
ReplyDeleteAda satu yang sulit buatku
Meningkatkan kesabaran
Soalnya kadang aku masih menjustifikasi dia sama dgku
Jadi kalau ada hal yg beda suka ga bisa toleran
Kesabaran sebagai orang tua akhirnya diuji saat sekarang ini ya Kak. Terlebih ketika menyadari anaknya tidak sepintar Seperti yang kira. Tapi ketika mendampingi anak seperti saat ini kita jadi tahu Dibatas mana kemampuan anak-anak kita, dan kita jadi lebih tahu Apa yang harus kita lakukan agar anak-anak kita lebih fokus dalam belajar. Apakah harus dengan menambah multivitamin atau menambah bimbel
ReplyDelete