5 Cara Hemat Air Pada Musim Kemarau
5 Cara Hemat Air Pada Musim Kemarau. Musim kemarau mengakibatkan kekeringan di sejumlah daerah, tak terkecuali di Kabupaten Tuban. Secara umum, jika iklimnya berjalan normal, musim kemarau di Indonesia berlangsung antara bulan April sampai bulan September. Pada bulan-bulan tersebut, di beberapa daerah mengalami kekeringan. Air yang sulit didapatkan menyebabkan tanaman mengering, layu dan mati. Manusia dan makhluk hidup lain mulai kesulitan air untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Lantas bagaimana menyikapi kemarau panjang ini?
Berbagai usaha sudah dilakukan oleh penduduk yang mengalami kekeringan. Segala upaya dilakukan untuk menyambung hidup. Mulai dari mendatangkan air hingga berhemat air. Bahkan sebagian penduduk ada yang mengungsi ke tempat yang masih tersedia banyak air.
Bagi kita yang tidak mengalami kekeringan air, banyak-banyaklah bersyukur. Karena audara-saudara kita yang terdampak kekeringan harus rela tidak mandi berhari-hari asalkan masih ada air untuk minum. Bagi mereka yang penting bisa bertahan hidup, tidak mandi tidak apa-apa.
Bagi kita yang tidak mengalami kekeringan air, banyak-banyaklah bersyukur. Karena audara-saudara kita yang terdampak kekeringan harus rela tidak mandi berhari-hari asalkan masih ada air untuk minum. Bagi mereka yang penting bisa bertahan hidup, tidak mandi tidak apa-apa.
Melihat kondisi yang demikian, sebaiknya mulai sekarang kita harus pandai bersyukur dan bijak dalam menggunakan air,. Salah satu caranya adalah dengan berhemat air. Ada beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan untuk menghemat air di musim kemarau:
baca juga : Cara menghindari perilaku boros
5 Cara Hemat Air Pada Musim Kemarau
Pertama, matikan keran jika tidak digunakan
Gunakan keran yang kecil atau bertekanan rendah, agar tidak pemborosan. Jika ada keran yang rusak segera diperbaiki. Jangan dibiarkan menetes dan bocor terus menerus. Keran yang selalu terbuka atau bahkan bocor adalah penyebab utama pemborosan air di lingkup rumah tangga. Matikan keran air yang tidak digunakan, pastikan keran tidak mengalir ketika menggosok gigi atau menyabuni badan disaat mandi.
kita membeli perabot baru, pilihlah perabot yang dilengkapi dengan teknologi
hemat air. Ada beberapa perabot rumah yang hemat air, misalnya mesin cuci hemat air, shower hemat air, dan lain-lain. Selain itu, pilihlah perabot yang tidak ‘mengajak’ pemborosan. Misalnya gayung mandi tidak terlalu besar, selang air dan keran dipilih yang keluar airnya kecil dan lain-lain.
Kedua, gunakan air dengan efisien.
Hitung dan takarlah kebutuhan air untuk kepentingan sehari-hari. Jika biasanya mandi menghabiskan 20 gayung, maka untuk penghematan, cukup mandi dengan 6 gayung saja. Termasuk menggunakan air untuk keperluan lainnya, seperti untuk gosok gigi, di toilet, masak, mencuci baju, menyiram, dan lain-lain.Ketiga, gunakan air kembali (re-use)
Di musim kemarau panjang ini, tak hanya penghuni rumah yang butuh pasokan air, tanaman di depan rumah yang menyejukkan pun perlu untuk disiram air dalam jangka waktu tertentu. Maka untuk menyiram bisa kita gunakan air sisa mencuci beras, bekas mencuci sayuran, dan lain-lain. Air sisa mencuci baju atau mandi bisa kita gunakan untuk menyiram halaman yang kering dan berdebu atau yang lainnya yang bermanfaat.Keempat, siapkan tandon air.
Ada baiknya ketika musim kering kita siapkan wadah air atau tandon. Dengan wadah-wadah tersebut, kita bisa menampung air. Entah air itu dari air yang sedikit demi sedikit dikumpulkan atau menunggu suatu saat turun hujan atau bantuan air datang. Dengan tersediannya air yang banyak, kita akan sedikit bisa bernapas lega, karena di rumah masih ada persediaan air.Kelima, gunakan perabot yang hemat air.
Perabot rumah tangga yang kita gunakan juga bisa membantu dalam menghemat air. Saatkita membeli perabot baru, pilihlah perabot yang dilengkapi dengan teknologi
hemat air. Ada beberapa perabot rumah yang hemat air, misalnya mesin cuci hemat air, shower hemat air, dan lain-lain. Selain itu, pilihlah perabot yang tidak ‘mengajak’ pemborosan. Misalnya gayung mandi tidak terlalu besar, selang air dan keran dipilih yang keluar airnya kecil dan lain-lain.
Itulah lima cara hemat air pada musim kemarau. Dengan berhemat air, berarti kita sudah ikut serta dalam menjaga lingkungan. Semoga langkah sederhana di atas dapat menjadi bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat air yang diberikan kepada kita.
Penyediaan tandon air khusus untuk air hujan ini ternyata udah dari zaman dahulu diterapkan ya, kak. Bahkan di beberapa wilayah masih ada warga yang punya tandon khusus ini. Jadi, pas kemarau, mereka pakai air hasil tandon hujan
ReplyDeleteWah saya ga sabar nih kalo mandi gak pake gayung besar wkwk..tapi emang harus dipikirkan juga sih ya mengatur sumber daya air ini ..apalagi jika berkaitan dengan musim kemarau yg mengakibatkan kekeringan..
ReplyDeleteMenghemat air penting banget apalagi saat musim kemarau, soalnya air menjadi kebutuhan pokok, pernah ngerasain gak ada air dan akhirnya beli air galon buat masak dan mencuci piring, rasanya repot banget,
ReplyDeleteteringat aku pernah nonton salah satu program tv, inovasi kamar mandi jadi setiap air buangan buat mandi shower itu dialirkan ke tempat bilas wc duduk..jadi bisa di reuse..sekarang udah ada yang pakai belum ya? bisa hemat bgt nih
ReplyDeletememang benar kita harus hemat air. saya pernah mengalami kekurangan air walau bukan karena kemarau melainkan karena pipa PDAM pecah. Duh bener-bener menguras tenaga mencari air kemana-mana
ReplyDeleteapalagi pas lagi pandemi begini, cuci tangan tuh sering banget. makanya suka gemes sama orang-orang pas cuci tangan lagi pakai sabun, tapi air keran gak dimatikan. padahal buang-buang air banget. semoga kita enggak begitu yaa.
ReplyDeleteKemarin aku 3 hari air PAM mati , terus torennya habis dong untuk persediaan air. Untung selain toren punya persediaan air di bak sama di tong besar , tapi tetap aja deg-degan kalau sampai habis persediaan air. Memang sekarang harus hemat air ya
ReplyDeleteAlhamdulillah di Medan lagi musim penghujan mas. Saya pun selalu mengingatkan anak untuk menghemat air apapun keadaannya. Mereka paling hafal jingle emaknya kalo mereka keluar kamar mandi "matikan keran.."
ReplyDeleteDi Balikpapan kak ini kalau pas musim kemarau selalu harus membeli air Tandon. 1 tandon harganya Rp120.000 enggak sampai 1 minggu pasti sudah habis Jadi kalau 1 bulan bisa habis 500-an ribu untuk air saja.
ReplyDeleteSolusinya kadang saya menyuruh suami kalau sebelum pulang mandi di kantor agar irit. Ternyata lama-lama mandi di kantor menjadi suatu kebiasaan yang diikutin temen-temennya juga disaat air mati di rumah
Wah tipsnya menarik kak, pengen ganti mesin cuci soalnya memang harus pakai banyak air supaya muter. Aku setiap hari hidupkan sanyo. Boros di listrik jadinya.
ReplyDeleteseharusnya menghemat air itu tidak hanya musim kemarau aja Kak tapi pada dasarnya memang kita suka banget menggunakan air jadi kita bener-bener selalu mencoba untuk menggunakan air seefisien mungkin dan tidak membazir air baik itu musim kemarau maupun nggak
ReplyDeleteKalo lagi musim kemarau emang suka kerasa ya dengan kebutuhan air. Harus pinter-pinter kita mensiasatinya agar lebih hemat
ReplyDeleteAir itu emang harus hemat, apalagi yg airnya pake PAM dan suka mati-mati gak kenal jadwal
ReplyDeleteMemang seharusnya kita menghemat pemakaian air bang biar ga berlebihan, didaerah saya klo kemaru jangankan sumur yang kering sungai pun ikut kering
ReplyDeleteNah itu dia kak..selama pandemi ini lumayan boros juga penggunaan air kami terlihat dari tagihan airnya... udah mulai harus berbenah nich... agar pemakaian efesien dan efektif
ReplyDeleteKalau kemarau semakin kerasa, karena dimana-mana sulit air. Musim hujan juga harus hemat, meski air kadang melimpah
ReplyDeleteAlhamdulillah saya ada di daerah yang gak pernah kekurangan air. Postingan ini pasti bakal berguna buat semua orang yang minim air di daerahnya
ReplyDelete