Widget HTML Atas

Tips Menyiapkan Anak Kembali ke Pesantren Pada Masa Pandemi

pembelajaran tatap muka

Tips menyiapkan anak kembali ke pesantren pada masa pandemi corona.
- Pada era new normal beberapa lembaga pendidikan khususnya sekolah yang berbasis asrama, seperti pondok pesantren dan boarding school sudah melakukan pembelajaran tatap muka. Sebagian lagi melaksanakan model pembelajaran keduanya, yaitu luring dan daring. 

Dengan protokoler kesehatan yang ketat dan karantina total di asrama, sebagian pesantren di Jawa Timur sudah melakukan pembelajaran secara tatap muka. Seperti pondok pesantren Gontor Jawa Timur dan beberapa pondok pesantren lainnya. Masing-masing lembaga pendidikan tersebut memiliki kebijakan dan alasan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.

Kalau saya pribadi, sementara untuk pendidikan usia dini, pembelajarannya tetap daring saja, homeschooling, atau belajar di rumah saja bersama orang tua. Karena menurut Mbak Bayufitri, pada masa golden age ini, sebaiknya orang tua lebih banyak berperan dalam proses tumbuh kembang anak. Orang tua dapat mengajarkan etika universal pada anak usia dini.

Nah, terkait dengan kebijakan dan alasan pemberlakuan pembelajaran tatap muka bagi siswa SMP atau SMA yang berbasis pesantren, sebagian orang tua kadang bingung dan ragu. Sebagian lagi, banyak orang tua yang sudah mantap dan percaya dengan protokoler kesehatan yang akan diterapkan di asrama.

Menghadapi kondisi tersebut, ada beberapa tips bagaimana menyiapkan anak kembali ke pesantren dan melaksanakan pembelajaran luring.

Tips menyiapkan anak kembali ke pesantren pada masa pandemi

1. Mengikhlaskan anak menuntut ilmu.

Setelah menata tekad dan niat, orang tua harus ikhlas melepas anak melaksanakan pembelajaran luring di pesantren. Anak juga harus ikhlas menuntut ilmu. Bahwa menuntut ilmu merupakan jalan jihad. Jihad memerangi kebodohan.

Orang tua juga ikhlas menerima kebijakan lembaga dan protokoler kesehatan yang akan diterapkan di pondok pesantren, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Termasuk menerima konsekuensi dan resiko terberatnya.

Di satu sisi, akan menjadi beban moral jika sebuah lembaga pendidikan, hanya diam tidak melakukan apa-apa melihat kondisi anak-anak yang mulai tidak terkendali dan tidak terkontrol prilakunya. Baik Ilmu dan adabnya.

2. Berkomunikasi dengan pihak pesantren tentang protokol kesehatan.

Menghadapi situasi pandemi tentunya tidak boleh meremehkan atau menganggap enteng. Sebaiknya orang tua mengetahui persiapan dan protokol kesehatan yang akan diterapkan di pesantren. Bagitu pula sebaliknya pihak pesantren juga terbuka, menginformasikan segala hal terkait protokol kesehatan menghadapi wabah corona.

Dengan komunikasi yang baik, akan tercipta sinergi positif, saling mendukung, dan saling melengkapi segala sesuatu yang dianggap kurang dan penting untuk dilaksanakan.

3. Membekali pemahaman anak tentang protokol kesehatan

Selain mengetahui standart operasional prosedur kesehatan yang diterapkan di pesantren, sebaiknya anak juga diberikan pemahaman terkait wabah corona dan protokol kesehatan. Dengan pemahaman yang matang, anak akan muncul kesadaran untuk senantiasa menjalankan protokol kesehatan yang ada di pesantren.

4. Membekali makanan dan minuman tambahan yang bergizi dan sehat

Untuk menjaga imunitas anak, orang tua sebaiknya membekali anak dengan makanan dan minuman suplemen untuk kesehatan. Misalnya : madu, kurma, vitamin, dan juga buah-buahan. Sehingga anak terjaga gizinya dan kekebalan tubuhnya.

Selain itu, sebaiknya tidak membekali makanan atau minuman yang kurang sehat. Seperti makanan yang berpengawet, makanan yang mengandung MSG, pewarna, pengenyal, dan lain-lain. Atau minuman yang mengandung soda atau perasa.

5. Memahamkan anak tentang pentingnya hidup sehat.

Di pesantren mungkin sudah ada pendidikan hidup sehat, di asrama juga sudah ada guru yang memantau, tetapi alangkah baiknya orang tua juga ikut mengingatkan anak untuk menerapkan hidup sehat.

Anak menjalankan pola hidup sehat. Seperti makan yang teratur, banyak minum air putih, rajin olahraga, tidur tepat waktu, serta menjalankan standart protokol kesehatan.

6. Mendoakan anak dan guru

Yang terakhir adalah selalu mendoakan. Kita ingat bahwa doa merupakan senjata bagi seorang muslim. Ketika ikhtiar sudah maksimal, SOP kesehatan sudah dijalankan, selanjutnya adalah berdoa. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan bagi para penuntut ilmu.

Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan keselamatan bagi para pejuang ilmu. Siswa dan guru terhindar dari segala penyakit. Termasuk wabah covid 19.

Demikian tips menyiapkan anak kembali ke pesantren pada masa pandemi. Semoga bermanfaat. Mengakhiri tulisan ini, ada pesan dari Nabi Muhammad SAW yang patut kita renungkan : “Barangsiapa berjalan untuk tujuan menuntut ilmu, maka Allah SWT mudahkan baginya untuk menuntut ilmu dan jalan menuju surga” (HR. Muslim)

17 comments for "Tips Menyiapkan Anak Kembali ke Pesantren Pada Masa Pandemi "

  1. Setuju kak karena masa situasi pandemi gini terlalu pasti berat ya melepas anak jauh dari jangkauan ortu..masalhnya kalau terjadi sesuatu tetep aja ortu yang harus tanggung jawab jadi sebagai ortu harus benar2 membekali anak ttg pentingnya protokol kesehatan. Dan memastikan pihak pesantren juga menerapkan aturan ketat ttg protokol kesehatan.

    ReplyDelete
  2. Doa orangtua tentu yang InsyaAllah jadi pelindung buat anak dan guru di pesantren ya, kak. Aku pun sempat berdiskusi mengenai pemberlakuan masuk sekolah di pesantren. Mengingat anak - anak stay di sana. Bagaimana dan apa aja yang harusnya sudah diterapkan. Semoga aja ngga ada penambahan kasus lagi

    ReplyDelete
  3. Tetap Mematuhi protokol kesehatan, dan semoga saja pandemi ini segera berlalu biar aktifitas normal kembali seperti biasanya

    ReplyDelete
  4. Keponakanku masuk pesantren setahun, terus sakit, hb nya rendah banget, badannya jga kurus banget, jadi cuti dulu, ortunya juga parno musim corona kayak gini.

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah beberapa pesantren besar di Medan sudah menutup diri dari dunia luar. Bahkan sudah ada larangan berkunjung. Ini semua demi keamanan santri dan semua penghuni pondok. Senang mendengar salah satu almamater pesantren suami dulu, tidak ada kasus di dalam pesantren

    ReplyDelete
  6. duh jadi inget ponakanku yang pesantren meski masih satu kota dengan orang tuanya tetap ya kalau ninggalin anak keluar rumah itu rasanya nano2

    ReplyDelete
  7. pada saat pandemi seperti ini , agak membuat khawatir ya untuk anak belajar kembali ke pesantren. Ada temen aku anaknya di pesantren pas balik ke pesantren sekeluarg jadi pindah ke dekat pesantren, kebetulan orang tuanya WFH jadi sekalian tinggal di dekat pesantren anaknya.

    ReplyDelete
  8. Temen kantor juga ada yang dilema ketika harus melepas anaknya kembali mondok ditengah pandemi . . Ya itu tadi memang harus diikhlaskan sembari berkhtiar yang terbaik

    ReplyDelete
  9. Iya mba benar yg penting orang tua ikhlas memberangkatkan anaknya menuntut ilmu. Dan protokol.kesehatan tetap dijaga

    ReplyDelete
  10. hua pasti deg-deg ser ya, lagi pandemi begini mengikhlaskan anak untuk belajar kembali di pondok. selama pondoknya selalu menerapkan protokol kesehatan dan anak-anaknya semua nurut akan protokol kesehatan, insyaallah itu sudah ikhtiar terbaik. mudah-mudahn Allah selalu menjaga dan melindunginya.

    ReplyDelete
  11. Di masa pandemic gini memang membiarkan anak-anak pergi kep pesantren bukan half yang mudah ya kak, menguatkan hating serta mengikhlaskan menuntut ilmu lebih pen ting rasanya

    ReplyDelete
  12. Mau tahu kak, kira-kira cocoknya usia berapa anak sudah bisa masuk pesantren idealnya. soalnya ku lihat sekitar sini, baru tamat SD udah langsung mondok. bahkan ada usia SD udah mondok.

    ReplyDelete
  13. Sekolah di masa pandemi ini emang struggling bgt, buat anak juga orang tua. Apalagi.kemarin sempet baca ada ortu yg bunuh anak karena anak gk bisa ngikutin pelajaran sekolah secara daring. So Sad

    ReplyDelete
  14. Jadi inget pas awal-awal ada mulai lockdown itu liat ada beberapa bis yang mengantar pulang anak-anak pesantren. Sedih aku liatnya.

    ReplyDelete
  15. Tipsnya bermanfaat banget kak, meski saya blm punya anak, tapi tips ini bisa saya share nih buat sepupu saya yg mau masuk pesantren selama pandemi ini. Tapi, smg pandemi segera berlalu ya

    ReplyDelete
  16. Harus siap mental ya kak untuk melepas anak masa pandemik seperti ini, apalagi di tempat aku kasus naik terus.... Antisipasi sangat dibutuhkan ya seperti gizi dan perlengkapan safety

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang positif. Mohon tidak meletakkan link hidup. Salam blogger!