Memuliakan Istri Sepenuh Hati
Memuliakan Istri Sepenuh Hati. Tema membangun keharmonisan rumah tangga memang tema yang paling sering diperbincangkan. Baik di forum-forum resmi, seperti resepsi pernikahan maupun di forum obrolan tetangga. Bukan bermaksud menggurui, tapi sekedar pengingat bagi saya pribadi, dan selebihnya semoga bermanfaat bagi pembaca semua. Buku-buku atau kitab-kitab tentang pernikahan pun sangat banyak. Alhasil, tulisan berikut hanya sebagian kecil berupa ringkasan, yang disarikan dari berbagai sumber.
Tips Memuliakan dan Membahagiakan Istri
Diakui atau tidak, seorang istri itu butuh rayuan. Meskipun rayuan itu ‘rayuan
gombal’. Suatu ketika Saya mempraktikan ‘rayuan gombal’ itu kepada istri saya.
Saya bilang kepadanya “Ayah kamu seorang guru ya?”, dan istri saya sadar kalo
suaminya lagi ‘ngegombal seperti di teve-teve itu’. Ia lalu bilang “Kok,
tahu?”, “Karena kau telah mengajariku bagaimana mencintaimu”, jawabku dengan
serius sembari menatap matanya. Istri saya pun tersipu, lalu kami tertawa pecah.
Ternyata sedikit
cara tersebut mampu menghangatkan
suasana. Berikutnya kita simak teladan yang diberikan Rasullullah dalam
kehidupan berumah tangga. Bagaimana memuliakan dan membahagiakan istri.
Pertama, Rasulullah suka berbincang-bincang
dengan istrinya di malam hari.
Pasangan
suami istri yang tidak pernah berbagi cerita, tidak pernah berkomunikasi, tentu
saja akan merasakan kekeringan dalam rumah tangga.
“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa
sallam jika berkumpul bersama Aisyah Radhiallahu anhaa di malam hari maka
Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma”
(HR Bukhari)
Hadits ini
menunjukkan bahwa suami yang baik adalah lelaki yang meluangkan waktunya untuk
berbicara dengan istri. Berbincang
seputar hal yang bermanfaat. Entah perkara dunia atau akhirat. Hadits ini juga
mengisyaratkan bahwa rumah tangga yang harmonis terwujud ketika terjadi
komunikasi yang baik antar anggota keluarga.
Kenapa
waktu yang dipilih adalah malam hari? Kita tahu bahwa waktu malam adalah waktu
yang tenang. Waktunya beristirahat dan meregangkan syaraf dan otot-otot kita
setelah lelah beraktivitas seharian. Pikiran mulai tenang dan ‘adem’. Di saat
itulah istri menjadi “sharing partner”
menjelang tidur.
Kedua, Rasulullah suka membantu pekerjaan
rumah tangga.
Para suami
yang tiap di rumah hanya bisa mengganti channel televisi, membaca surat kabar,
tertidur pulas, dan makan, cobalah membahagiakan istri dengan membantu beberapa
pekerjaan rumah tangga yang bisa dilakukan.
“Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu anhumma
pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. "Apakah yang Nabi lakukan
ketika berada di rumah bersama istri-nya?" "Dahulu Nabi biasa
membantu pekerjaan rumah keluarganya". tutur Aisyah Radhiallahu anhaa”
(HR Bukhari)
Suami yang
baik adalah lelaki yang tidak sungkan membantu istri menggarap pekerjaan rumah
tangga. Bahkan bila suami adalah seorang tokoh masyarakat atau professional
yang memiliki kesibukan luar biasa di luar rumah. Mengerjakan pekerjaan rumah
tangga bukanlah sesuatu yang merendahkan derajat suami .
Istri akan
semakin mencintai pasangannya apabila senantiasa mendapat bantuan dari suami
dalam pengerjaan kewajiban-kewajibannya di rumah. Begitu juga sebaliknya,
Ketika suami mau membantu melakukan pekerjaan kecil istrinya, seorang istri akan
merasa bahwa suaminya mencintainya lahir dan bathin. Karena bisa jadi itu
adalah isyarat bahwa suami begitu mencintai istri dan menganggap istri penting
dalam hidupnya.
Ketiga, Rasulullah menyatakan rasa cinta pada
istri secara verbal.
Jangan
biarkan istri menebak-nebak bagaimana sebenarnya perasaan suami terhadapnya,
karena sungguh itu sangat menyedihkan. Para istri akan sangat bahagia jika
suami mau menyatakan cinta, sekalipun itu hanyalah kebohongan, asal tidak
diketahui istri tidak mengapa.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bertutur: "Aku
diberi rizki berupa rasa cinta kepada istriku" (HR
Muslim)
Hadits ini
memberi anjuran untuk menyatakan cinta kepada istri. Menampakkan dan menyatakan
rasa cinta kepada istri adalah di antara cara merekatkan hubungan cinta kasih
antar lelaki dan wanita yang diikat dalam bingkai pernikahan. Meskipun umur
pernikahan sudah tidak lagi muda, ‘katakan CINTA’ pada istri itu sangat
diharapkan. Membuat istri senantiasa berbunga-bunga setiap saat. Dan meskipun
hanya sekedar lewat pesan SMS atau pesan singkat yang tulis di kertas dan
diselipkan di meja makan.
Keempat, Rasulullah tidak pernah membenci
istrinya.
Nabi
shallahu alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah
seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia
membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya
maka ia akan ridho dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain” (HR Muslim)
Suami yang
paling sedikit mendapat taufiq dari Allah dan yang paling jauh dari kebaikan
adalah seorang suami yang melupakan seluruh kebaikan-kebaikan istrinya, atau
pura-pura melupakan kebaikan-kebaikan istrinya dan menjadikan
kesalahan-kesalahan istrinya selalu di depan matanya. Bahkan terkadang
kesalahan istrinya yang sepele dibesar-besarkan, apalagi dibumbui dengan
prasangka-prasangka buruk yang akhirnya menjadikannya berkesimpulan bahwa
istrinya sama sekali tidak memiliki kebaikan.
Kelima, Rasulullah tidak pernah memukul
istrinya.
Suami yang
ringan tangan, gemar menampar dan memukul istri adalah suami yang tidak
mengerti bahwa Islam meninggikan perempuan.
“Aisyah Radhiallahu anhaa pernah bertutur: Suamiku tidak pernah
memukul istrinya meskipun hanya sekali”
(HR Nasa'i)
Dijelaskan
bahwa yang dimaksud pukulan adalah pukulan yang menciderai atau pukulan di
wajah. Adapun apabila seorang istri melakukan pembangkangan kepada suami, maka
diperbolehkan memukulnya dengan pukulan yang tidak menyebabkan cedera dan tidak
pula mengenai di muka. Allahu a'lam
Sesungguhnya
lelaki sejati tidak akan pernah memukul istri semarah apapun yang bersangkutan
kepada pasangannya. Memukul istri adalah akhlak pria durjana. Maka seorang
suami juga harus memiliki ‘stok kesabaran’ yang banyak, sehingga tidak sampai
marah yang melampaui batas.
Keenam, Rasulullah menghibur kesedihan istri.
Tidak
hanya bersenang-senang dengan istri di saat gembira, Rasulullah pun peduli pada
istri di kala istrinya menangis dan bersedih.
“Suatu saat Shafiyah safar bersama
Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena
untanya berjalan lambat,lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air
mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti
menangis” (HR Nasa'i)
Pelajaran
yang diambil dari hadits ini adalah bahwa menghibur istri adalah kewajiban
suami. Berusaha menghilangkan kesedihan dan kesusahan istri adalah sesuatu yang
disyariatkan Islam. Suami yang baik tidak akan tahan dan tinggal diam ketika
melihat istrinya menangis atau bersedih hati.
Dan yang
terakhir, cintailah istrimu tapi jangan sampai membelenggu.
Kecintaan kepada istri harus rasional dan proporsional. Tidak sekadar menonjolkan rasa, tetapi juga rasio. Cinta terhadap istri hendaknya diletakkan demi kepentingan agama. Cintailah istrimu di bawah cinta kepada Allah! Jangan sampai kecintaan kepada keluarga menjadi ketergantungan yang membelenggu dan melumpuhkan. Saling mengasihi yang tidak dilandasi agama, suatu ketika bakal menjadi batu sandungan dakwah. Wallahu a’lam.
baca juga : Hidup Berumah Tangga itu Mudah
Artikelnya menarik... Semoga membatu para pembaca yaaa...
ReplyDeletePoin pertama (dan ketiga, dan keenam) yang ditekankan berarti komunikasi, ya.
Pasangan harus, wajib, komunikatif... Nah kalau salah satu pasangan, dalam hal ini suami mungkin, nggak punya skill komunikasi kemungkinan besar ya bakal susah ya...
Kalau si suami nya kaku, bagaimana ya mbak yu? kayak sudah pribadinya gitu...
ReplyDeleteYah, harus kita akui, komunikasi memang hal paling utama untuk membangun sebuah hubungan. Semua pria harusnya membaca artikel ini. Selain itu, wanitanya juga harus mengimbangi dengan terus berusaha menjadi istri yang sholehah.
ReplyDeleteSetuju kak, menurut sy komunikasi adalah koentji dlm membina hub.pasutri.hehe..semoga pernikahannya samawa ya..kak..
ReplyDeletepenting dibaca oleh para suami, nih. apalagi yang dicontohkan adalah Rasululah. Nah, kalau buat para istri gimana kak? adakah panduan yang sama seperti ini?
ReplyDeleteUntuk poin yang terakhir nih... Saya sering membaca bahwa saking cintanya suami kepada istri, maka semua kebutuhan istri dipenuhi, semua urusan diberesin. Pokoknya si istri ga usah ngapa-ngapain sama sekali. Suatu saat suami meninggal duluan, dampaknya adalah si istri tidak tahu apa-apa bahkan itu sekedar bayar tagihan bulanan. Kalau seperti itu bagaimana?
ReplyDeleteBetul banget yaa. Sebenernya contoh dari Rasulullah ini udah cukup untuk bikin diam kaum feminis yang kadang suka nyalah2in syariat agama.
ReplyDeleteMembantu meringankan pekerjaan rumah tangga itu suami idola ya, meski Rasulullah SAW memberikan contohnya, gak semua suami ikhlas melaksanakannya, haha.... Alhamdulillah kl suami saya masih mau bantu2
ReplyDeleteRasulullah memang teladan yang baik dari segi apapun ya Mbak.... sebagai Ayah, Suami, Pemimpin, Pedagang, pendidik, beliau adalah panutan. Seneng kalau nymak kisah teladan Rasulullah itu...
ReplyDeleteMasyaa Allah, bener banget kak, perlu bangun rasa cinta dan sayang pada istri dgn memuliakannya, membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Alhamdulillah dapat suami spt itu. Smg banyak para suami baca ulasan ini dan mau memuliakan istrinya
ReplyDeleteMakasih ya, jd reminder buat saya
ReplyDeleteSecara dalam berumah tangga kan ada aja entah itu miscom, atau hal hal kecil yg sebetulnya bisa membuat makin harmonis hehe
Soal komunikasi ini yang menurutku penting, makanya harus sering ngobrol. Kalau komunikasi lancar insyaAllah semua juga lebih mudah. Suami gak akan membelenggu istri, begitu pun istri tidak merasa terbelenggu. Urusan kerjaan rumah tangga juga baiknya melalui komunikasi. Biar saling meringankan.
ReplyDeletebetul kak, kunci keharmonisan rumah tangga salah satunya komunikasi antar pasangan yang lancar. lancar materi saja tidak cukup.
Deletecintailah istrimu tapi jangan sampai membelenggu.. wah dalem ini..cintai dengan proposional ya
ReplyDeleteproporsional tidak posesif
DeleteMencintai istri, tapi jangan sampai membelenggu. Ini yang kadang agak sulit. Kadang butuh kerja keras untuk memahamkan istri agar enggak terjadi salah paham. Apalagi kalau istrinya seorang yang pencemburu. Pasti hal kecil saja bisa jadi masalah. Wkwkwk
ReplyDeleteBerbincang-bincang dengan suami di malam hari itu bisa jadi barang mahal kala ada balita. Apalagi balitanya suka memonopoli ibunya, nggak mengijinkan ayahnya untuk mendekat
ReplyDeleteLuar biasa ya teladan yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW, beliau menghormati semua perempuan termasuk istrinya.
ReplyDelete