Mengapa dan Bagaimana Mendidik Anak?
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” ( QS.8 Al Anfal : 27-28 )
Bagaimana mendidik anak?.- Ayat di atas terkandung makna bahwa anak merupakan amanah dari Allah SWT. Sehingga orang tua memiliki kewajiban untuk dapat membina, memelihara, mengurus secara seksama dan optimal agar kelak menjadi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan negara, dan secara khusus dapat menjadi pelipur lara orang tua dan penenang hati ayah dan bunda serta kebanggaan keluarga.
Salah satu kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya adalah memberikan pendidikan. Ketika orang tua mampu menjalankan tanggung jawabnya dan berhasil dalam mendidiknya, maka orang tua akan banyak mendapatkan dampak positifnya antara lain: kehidupan anak menjadi berkah, orang tua mendapat pahala tiada putus, dan kelak berkumpul bersama di surga. Sebaliknya, ketika orang tua tidak berhasil mendidik anak dan tidak bisa menjalankan tanggung jawabnya, maka orang tua mendapat dosa dan orang tua gagal menikmati indahnya surga. Naudzubillah min dzalik.
Kewajiban mendidik anak dengan baik sangatlah penting dan anak perlu mendapatkan pendidikan.
Mengapa anak perlu mendapatkan pendidikan?
Pertama, manusia memiliki dua kecenderungan yakni berbuat fujur dan taqwa.
Sebagaimana firman Allah SWT: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaanya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS. Asyams, 7-9).
Kedua, Kondisi baik dan buruk seorang anak berdampak kepada orang tua.
Manakala orang tua berhasil mendidik anaknya menjadi anak yang shalih, maka orang tua akan merasa tenang karena anak yang shalih dapat menjadi penolongnya di akhirat kelak. Orang tua mendapat pahala tiada putus. Begitu juga sebaliknya.
Dan ketiga, mendidik anak merupakan kewajiban syar’i.
Sebagaimana dalam Al Qur’an disebutkan bahwa: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. An Nisa’, 4:9)
Dalam ayat yang lain disebutkan: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim, 66:6)
Lalu, bagaimana mendidik anak yang shalih?
Abdullah Nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad, memberikan beberapa rumusan yang dapat dijadikan sebagai pilar-pilar pembentukan anak shalih.
Yang pertama, Kurikulumnya benar
Pelajaran apapun yang diberikan oleh orang tua kepada anak, hendaknya semua meruju’ kepada Al Qur’an dan sunnah Rasul. Ketika pendidikan orang tua selalu menjadikan Al Qur’an dan Sunnah Rasul menjadi referensinya, niscaya anak akan tumbuh menjadi pribadi Islami sebagaimana harapan orang tua.
Kedua, keteladanan yang baik
Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Begitulah pribahasanya, yang mengandung arti bahwa prilaku anak umumnya tidak akan menyimpang jauh dari prilaku orang tua. Oleh karena itu, hendaknya orang tua mampu menjadi model bagi anak-anaknya. Menjadi contoh dalam ucapan, sikap, dan tindakan.
baca juga : menjadi guru tangguh di tengah pandemi
Ketiga, lingkungan yang baik
“Setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah (Islam), maka orang tuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani, atau Majusi”. (Al Hadits).
Demikianlah Rasulullah telah mengingatkan para orang tua. Ternyata lingkungan di sekitar anak akan memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan keagamaan si anak. Jika anak tumbuh dalam keluarga, lingkungan tetangga, dan teman pergaulan, serta lingkungan sekolah yang baik, niscaya anak akan tumbuh dengan kepribadian yang baik. Sebaliknya, jika anak dikelilingi dengan hal-hal yang tidak baik, niscaya ia kan tumbuh menjadi pribadi yang kurang baik.
Keempat, Totalitas
Untuk bisa menjadikan anak sebagai pribadi yang baik ternyata orang tua harus bekerja keras tanpa mengenal lelah. Memberikan bimbingan, arahan dan kontrol yang kuat. Mencurahkan segalanya, tidak setengah-setengah.
Kelima, bertahap
Mendidik anak tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan proses panjang dan berkesinambungan. Setahap demi setahap anak diajari tentang Islam. Sesuai dengan kadar kemampuan anak.
Keenam, menggunakan cara-cara yang lemah lembut
Kelembutan akan menghasilkan kebaikan. Melalui pemahaman yang ditanamkan kepada anak sejak dini dengan penuh kelembutan, niscaya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh percaya diri, mudah mengasihi orang lain, memahami orang lain, dan seterusnya. Jika anak dibesarkan dengan lemah lembut, ia akan belajar menyayangi dan mengasihi.
Demikianlah beberapa alasan dan cara mendidik anak yang saleh, semoga kita tidak salah kaprah dalam memberikan pendidikan kepada anak. Semoga orang tua dapat memberikan ‘cinta’ yang benar kepada anak-anaknya. Karena kelak anak-anak yang saleh tersebut akan menunjukkan ‘cintanya’ kepada orang tuanya. Amiin.
Topik ini pas banget untuk saya yang baru saja memiliki anak. Sering khawatir apakah saya bisa memberikan yang terbaik pada titipan Allah. Apalagi di zaman sekarang pendidik dan suatu kegiatan mendidik itu bervariasi. Jika nantinya saya mencoba memberikan teladan tetapi lingkungan tidak mendukung penuh bagaimana jadinya... Pemikiran seperti itu yang bikin galau.
ReplyDeleteTernyata lingkungan sangat berpengaruh pada karakter anak ya. Kudu selektif berarti ya
ReplyDeleteKarakter anak ternyata dibentuk dari lingkungan ya kak..jadi inget dulu ada tetangga yg suka marah2 sama anaknya nah anaknya itu jd insecure gitu krna spti menahan emosi yg ga bisa dilepaskan.. wah artikel ini jd perhatian bnget untyk lbh memperlakukan anak sec.hati2
ReplyDeleteNoted. Catatan nih nanti jika saya sudsh punya anak hehe
ReplyDeleteMakasih ya sharingnya, jd bekal yg bermanfaat buat orang tua
Mulai dari kakek, ibuk, saya dan adik punya karakter yang sama seperti kakek. Sama-sama keras dan ambisius. Beruntungnya ketemu Ayah yang punya karakter menyeimbangkan negatifnya kami. Begitupun suami. Punya anak jadi kepikiran, ngga boleh nurun ini karakter buruk saya,hehehe
ReplyDeleteWah modal utama banget nih, bagi semua orang tua untuk punya kemampuan mendidik anak-anaknya. Karakter anak bakal terbentuk dengan bagaimana orang tua mendidiknya
ReplyDeleteLigkungan terjadi menjadi salah satu yang bisa membentuk karaktr
ReplyDeleteKalau bicara teladan (orangtua) yang baik, rasanya saya ingin melipir dulu.
ReplyDeleteEntah teladan apa yang sudah saya berikan.
Tapi memang; kurikulum, teladan, lingkungan, dan totalitas itu penting. Makanya beberapa teman yang berhasil seperti hidup dalam seclusion untuk membentengi anak dari lingkungan yang tidak sesuai.
Mengapa dan bagaimana mendidik anak memang pembahasan yang sangat penting. Bisa menjadi referensi bagi para orang tua dalam mendidik anak juga.
ReplyDeleteSelain itu, untuk bekal bagi siapa saja yang akan menjadi orang tua.
Aamiin....
ReplyDeleteTantangan orang tua kini semakin berat dalam mendidik anak. Dibutuhkan niat kuat dan juga konsisten terus menerus untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak. Pendidikan terbaik ini bukan hanya menyekolahkan anak lho, tapi upaya total orang tua untuk bertanggungjawab terhadap pendidikan anaknya.
menggunakan cara pendekatan apalagi bertahap memang sangat bagus agar bisa mendapatkan perhatian penuh
ReplyDeleteZaman skrng in dilema banget ya, tidak punya anak juga mengharap kehadiran anak. Namun diberi anak pasti diberi tanggung jawab juga dunia akhirat. Semua kita kembalikan kepada ALlah SWT
ReplyDeletebener banget nih tipsnya..semoga semua orang tua sadar bahwa anak itu titipan yang harus dijaga dengan baik ya
ReplyDeleteMenjaga dan mendidik anak tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua, sebab anak titipan berharga yg mesti dijaga
ReplyDeleteSetuju sama poin ke dua, bahwa teladan atau contoh adalah cara mendidik yang efektif. Jadi kalau ingin anak solih sholihah, ya orang tuanya juga harus solih solihah dulu. Supaya anak dapat contoh nyata
ReplyDelete