Tradisi Nyadran; Kearifan Lokal Yang Perlu Dilestarikan
![]() |
Tradisi Nyadran; Kearifan Lokal Yang Perlu Dilestarikan. Menjelang bulan Ramadan, tepatnya dua hari sebelum bulan puasa, saya dan keluarga diajak ibu mertua pergi ke Klaten. Istri yang asalnya dari Solo masih banyak memiliki sanak saudara keluarga di Solo dan Klaten. Tujuan ke Klaten, selain silaturrahim dengan keluarga tujuan utama lainnya adalah mengikuti Acara Nyadran.
Nyadran atau Sadranan, kalau saya menyebutnya Manganan. Karena inti acaranya hampir sama, yaitu acara
mengunjungi makam dan mendoakan keluarga leluhur secara bersama-sama.
Keluarga yang memiliki leluhur yang dimakamkan di makam desa akan datang
meskipun sudah berada di luar kota.
Keunikan Tradisi Nyadran di Karang Anom Klaten
Tradisi Nyadran ini diadakan setiap tahun. Tepatnya pada
bulan syakban atau ulan ruwah dalam kalender Jawa. Tradisi ini masih
lestari diselenggarakan di desa-desa hingga sekarang.
Bentuk kegiatan Nyadran di masing-masing daerah mungkin berbeda tetapi substansinya hampir sama. Nah, dalam tulisan ini saya ingin sedikit berbagi pengalaman mengikuti acara Nyadran di Desa Karang Anom Klaten, Jawa Tengah. Berikut beberapa keunikan dari tradisi Nyadran:
1. Kepanitiaan Nyadran
Secara turun temurun, acara Nyadran
dilaksanakan pada tanggal yang sudah disepakati sesuai penanggalan Jawa.
Disampaikan dari mulut ke mulut. Sehingga menyebar ke pelosok desa. Khususnya
kepada masyarakat yang berada di desa tersebut. Pada tanggal tersebut
masyarakat akan datang dan kumpul bersama. Namun, seiring perkembangan zaman,
tradisi ini sudah mulai berubah, tradisi Nyadran sudah semakin terkelola
dengan baik. Kegiatan Nyadran sudah ada kepanitiaan yang bertanggung
jawab menyelenggarakannya. Panitia penyelenggara yang melibatkan unsur
pemerintah desa, pengurus masjid, dan pengurus makam.
2. Undangan Nyadran
melalui WA grup
Karena sudah ada kepanitiaan, tradisi Nyadran
atau Sadranan diselenggarakan layaknya kegiatan keramaian masyarakat.
Acara disusun dengan rapi. Agar informasi kegiatan tersampaikan dengan baik,
panitia penyelenggara membuat undangan terbuka resmi dan dikirim melalui
grup-grup Whatsapp keluarga. Sehingga keluarga yang berada di luar kota dan
masih ada keterikatan dengan leluhur di makam tersebut (Makam karang anom)
mengetahui dan hadir.
3. Diisi dengan pengajian dan
doa bersama
Sesuai dengan tanggal dan waktu yang
ditentukan, masyarakat akan berduyun-duyun datang dan berkumpul. Acara dimulai
dengan pra acara berupa pembacaan shalawat oleh remaja masjid, dilanjutkan
dengan pembukaan oleh penata acara, sambutan dari panitia, ceramah dari tokoh
agama, membaca tahlil dan doa bersama untuk keluarga leluhur yang dimakamkan di
makam Karang anom.
4. Berbagi uang kepada anak
kecil
Setelah acara doa bersama, dilanjutkan
dengan pengumpulan sumbangan uang dari masyarakat yang hadir. Sumbangan
diutamakan uang pecahan kecil. Tujuannya agar bisa dibagikan langsung kepada
anak-anak yang ikut hadir. Setelah uang terkumpul, uang tersebut langsung
dibagikan kepada anak-anak. Masing-masing anak mendapatkan Rp.20.000. (nominal
ini menyesuikan dengan perolehan). Jika sumbangan berlebih, maka akan
dimasukkan ke kas panitia atau ke kas masjid. Dari informasi yang saya
dapatkan, salah satu dari tujuan pemberian uang ini adalah agar anak-anak
bersemangat dalam menyambut bulan puasa.
5. Makan bersama
Sebelum kegiatan ini ditutup oleh pembawa
acara, rangkaian acara terakhir adalah makan bersama. Tim panitia bersigap
membagikan minuman teh hangat dalam gelas dan nasi kotak. Jika semua sudah
terbagi dilanjutkan dengan makan bersama beralaskan tikar atau karpet. Di
beberapa tempat, masyarakat yang hadir dalam Nyadran akan membawa
makanan atau jajanan dari rumah masing-masing. Tetapi di Karang Anom ini,
masyarakat cukup menyumbang ke panitia berupa uang atau membawa nasi kotak
semampunya dan seikhlasnya.
6. Membersihkan makam dan
berdoa
Setelah acara selesai dilanjutkan dengan
pengumuman-pengumuman dari panitia. Termasuk mengumumkan perolehan sumbangan
dari masyarakat yang hadir. Bagi keluarga yang belum ke makam akan mengunjungi
makam keluarga untuk membersihkan makam dan berdoa secara khusus. Bagi yang
sudah selesai ke makam, mereka lebih memilih untuk beramah tamah dengan
keluarga lain yang lama tidak bertemu. Saling mengenalkan anggota keluarga
masing-masing.
7. Mengunjungi keluarga yang
masih tinggal di kampung
Setelah itu, masing-masing keluarga yang
datang dari luar kota akan saling menyambung silaturahmi, saling mengenalkan
anggota keluarga dan mengunjungi salah satu anggota keluarga yang masih tinggal
di desa tersebut. Pada pertemuan keluarga tersebut, terjalin silaturrahmi dan
berbagi informasi. Termasuk berbagi kenangan dan kenang-kenangan atau oleh-oleh
dari masing-masing daerah.
![]() |
berbagi uang di tradisi Nyadran |
Nilai-nilai kebaikan dari Tradisi Nyadran
Tradisi ini menurut saya perlu dilestarikan. Kearifan lokal ini merupakan kekayaan budaya yang perlu terus dipupuk dan diteruskan karena mengandung nilai-nilai yang positif. Nilai-nilai kebaikan tersebut antara lain :
1. Mengenang dan mendoakan leluhur
Mendoakan keluarga yang sudah meninggal
merupakan perwujudan cinta kepada leluhur atau nenek moyang. Dan ini juga
merupakan bentuk pembuktian kesalehan seorang anak (waladun sholihun
yadĂșlahu). Dengan mengunjungi makam leluhur juga dapat membangkitkan
kenangan dan mengingatkan jasa-jasa leluhur. Harapannya sebagai generasi yang
sudah terputus oleh rentang waktu dapat kembali mewarisi semangat dan kebaikan
yang pernah dilakukan oleh para leluhur.
2. Sarana menyambung
Silaturrahmi
Salah satu agenda penting dari tradisi Nyadran
adalah bertemunya kembali antar keluarga yang sudah tercerai berai oleh
perkembangan zaman. Jarak dan waktu yang telah memisahkan antar anggota
keluarga dapat menyatu dan bertemu kembali dalam tradisi Nyadran. Antar
anggota keluarga bisa saling menyambungkan silsilah keluarga. Khususnya
keluarga yang sudah lama keluar dari kampung halaman.
3. Saling berbagi
Momentum Nyadran ini juga
mengajarkan kepada kita untuk saling berbagi. Saling menyayangi dengan saling
memberi kepada sanak saudara. Berbagi makanan, berbagi uang, dan berbagi
lainnya. Semangat berbagi ini merupakan implementasi perintah bersedekah. Kita
tahu bahwa salah satu keutamaan dari bersedekah adalah dapat menambah rezeki
dan menjauhkan bala’ (keburukan)
4. Persiapan menyambut
Ramadan
Selain nilai-nilai di atas, tradisi Nyadran
ini juga mengingatkan kepada kita akan datangnya bulan Ramadan. Artinya ketika
tiba acara Sadranan berarti sebentar lagi puasa. Dengan tradisi Nyadran,
menjadi sarana untuk persiapan menyambut Ramadan secara lahir dan batin.
Menyiapkan hati yang bersih dan lapang, dengan saling bertemu, saling
mendoakan, saling berbagi dan saling memaafkan jika ada kesalahan dan
kekhilafan kepada sanak saudara
Tidak ada komentar untuk " Tradisi Nyadran; Kearifan Lokal Yang Perlu Dilestarikan"
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang positif. Mohon tidak meletakkan link hidup. Salam blogger!