Tiga Faktor Agar Tempat Wisata Tetap Bersih dan Indah
Beberapa bulan yang lalu, sebelum ada wabah Covid19, saya sempat mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Jawa Timur, seperti Bendungan Serut Blitar, Kebun Teh Wonosari Malang, Bhakti Alam Pasuruan, Taman Dayu Pasuruan, Air Terjun Kakek Bodo Tretes, semuanya menawarkan keindahan dan kesejukan, dan saya cukup menikmatinya. Tapi sayang, saya sedikit kurang nyaman setiap mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut. Yang membuat saya kurang nyaman adalah kesadaran pengunjung dalam menjaga kebersihan.
baca juga : Segarnya pemandian mata air Silowo Tuban Jawa Timur
Ya, di beberapa tempat wisata masih ditemukan sampah di mana-mana. Ada yang terang-terangan membuang sampah sembarangan, ada yang diselipkan di pot-pot tanaman, di sekitar mushola, di tempat peristirahatan atau gazebo, di rumput-rumput taman, dan lain sebagainya. Pemandangan pun menjadi kurang bersih dan indah.
Tempat rekreasi atau tempat wisata merupakan fasilitas umum yang bisa dinikmati oleh semua orang, baik wisatawan dalam negeri atau manca negara. Baik dinikmati secara gratis ataupun berbayar.
Tempat rekreasi/wisata merupakan salah satu alat ukur keindahan dan kebersihan sebuah kota. Apakah kota tersebut peduli dengan kebersihan atau tidak? bisa dilihat dari tempat rekreasinya. Karena semestinya fasilitas umum tersebut dijaga kebersihan dan kenyamanannya.
Tiga Faktor Agar Tempat Wisata Tetap Bersih dan Indah
Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan agar tempat-tempat wisata tetap bersih dan indah untuk dikunjungi. Yaitu : tanggung jawab pengelola wisata, kesadaran pengunjung, dan ada aturan atau kebijakan.Pertama, Tanggung jawab Pengelola.
Pengelola wisata baik dari unsur pemerintah atau swasta, bertanggung jawab penuh terhadap kebersihan tempat wisata atau tempat rekreasi. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah No. 66 tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan. Secara garis besar peraturan tersebut mengatur kita agar bertanggung jawab terhadap kesehatan lingkungan, seperti rumah/pemukiman, tempat kerja, tempat wisata, dan fasilitas umum.Maka tempat wisata itu menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan dan dijaga kebersihannya. Pengelola wisata memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengelola tempat-tempat tersebut dengan baik sesuai standar baku kesehatan.
Kedua, Kesadaran dan kepedulian pengunjung.
Faktor kesadaran pengunjung atau wisatawan juga sangat penting. Karena sebaik apapun pengelolaan tempat wisata, jika pengunjung masih memiliki mental jorok, tidak peduli terhadap kebersihan, akan menjadi masalah dimanapun berada.Pengunjung seperti ini pandai mencari alasan untuk membenarkan perilakunya. Misalnya: karena tidak tersedianya tempat sampah yang memadai, sehingga menganggap benar jika membuang sampah sembarangan. Merasa sudah membayar tiket wisata, sehingga tidak apa-apa membuang sampah sembarangan, toh, nanti ada petugas kebersihan yag membersihkan. Merasa tidak ada aturan, sehingga membuang sampah sembarangan boleh-boleh saja. Yang terakhir adalah tidak mengerti dan memahami bahwa membuang sampah sembarangan itu merupakan perbuatan tidak terpuji.
Yang terakhir ini sangat kecil sekali untuk menjadi alasan, rata-rata mereka faham dan mengerti, tapi mereka tidak mau melakukan atau malas untuk melakukan. Maka faktor kesadaran itu penting. Yaitu memahami dan menyadari bahwa kebersihan tempat rekreasi juga menjadi tanggung jawab setiap pengunjung.
Point tiga penting banget,,
ReplyDeleteOrang Indo kalau di jepang atau Singapur, pasti ga ada yg buang sampah sembarangan. Krn kebijakannya di sana ketat.
Kadang greget sendiri sih,,, ketika negara lain udah bisa milah milih sampah mereka, kita masih berkutat ttg "cara menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya"
Suka kesal rasanya kalau lihat ada yang buang sampah sembarangan. Padahal kondisi sekitarnya bersih. Ayo donk saling peduli dengan kebersihan, kan kita juga yang akan merasakan hasilnya.
ReplyDeleteiya suka sedih dan kesel kalau ke tempat wisata, terus nemu ada yang buang sampah sembarangan, padahal nggak jauh dari dia berdiri ada tempat sampah.
ReplyDeleteSedih kalo masih liat orang dewasa buang sembarangan. Gimana mau mendidik anak-anak, wong mendidik dirika mereka sendiri belum tuntas :(
ReplyDeleteKesadaran dan kepedulian pengunjung menurut saya nomor satu dan paling utama. Semua berpangkal pada diri kita. Indonesia itu indah, tapi menjadi tak indah karena sampah. Padahal, obyek wisata di luar negeri itu kadang biasa banget, tapi indah karena bersih. Itu pembedanya.
ReplyDeleteNamun nyatanya ekspetasi tak sesuai realita. Banyak warga +62 yang masih minim akan kesadaran menjaga lingkungan sekitar.
ReplyDeleteSoal menjaga kebersihan, rasanya aku tuh ingin teriak kalau menegur orang di jalan dan responnya cuek atau malah ngajak ribut. Sebagai pengguna transportasi umum, seringkali aku menemukan angkot yang bersih. Tapi kemudian jadi kotor karena ada penumpang naik, mengeluarkan makanan, dan membuang kemasannya ke bawah kursi.
ReplyDeletePernah ada anak SMP membuang gelas plastik sisa es doger ke bawah kursi. Aku tegur, dia ambil gelas plastik itu dengan tatapan kesal, lalu bilang kalau nggak boleh buang di situ dia buang keluar ajalah. Daaan, dilemparkannya gelas plastik itu keluar pintu angkot. Ke jalan! Gustiii ... Anak siapa ituuu? *MauTeriak
Iya ihh. Bener. Kadang kan orang memang lebih aware kalo aturan yang dibikin pemerintah setempat ketat. Jadi ngga berani ngelanggar.
ReplyDeleteKetiga hal di atas memang saling berkaitan banget sih ya. Tanggung jawab pengelola dalam membuat aturan dan kebijakan, bakal berpengaruh ke kesadaran dan kepedulian pengunjung. Mau aturan ketat tapi kalau pengunjungnya ga sadar, susah juga sih. Semoga saja orang-orang +62 bisa saling paham pentingnya kebersihan di tempat wisata, devisa negara ini.
ReplyDeleteDi sinilah kesadaran pengunjung atas aturan yang dibuat oleh pengelola wisata. Tempatnya bersih dan kita sebagai pengunjung nyaman berada di sana.
ReplyDeleteKalo cuma mengandalkan pengelola rasanya berat ya mas. soalnya setiap pengunjung gak bisa dihandel semua untuk diingatkan tidak buang sampah sembarangan. Dan memang yang paling ditakutin orang adalah denda. Makanya kalo buang sampah /merusak dikenai denda orang-orang akan nurut.
ReplyDeleteMudah²an pelajaran dr Covid 19 ini bs meningkatkan kesadaran pengunjung ya Mas, agar mau menjaga kebersihan obwis
ReplyDeleteEmang kalo ngandelin pengelola pastinya berat banget. Masalahnya gak semua pengunjung punya kesadaran tinggi akan sampah. Jadi semua kudu terlibat atau jewer aja sekalian, HAHAH. Bisa bayar wisata masak gak bs dibilangin tentang kebersihan siyyy.
ReplyDeleteSaya suka banget jalan-jalan dan paling sedih kalau ada tempat wisata yang kotor dan tidak terawat. Tapi beruntugnnya masih banyak warga sekitar yang peduli dan menjaganya, karena kalau hanya mengandalkan pengelola kayaknya hasilnya nggak bisa begitu maksimal deh *CMIIW
ReplyDeleteKeempat, pengawasan yang ketat. Harus ada banyak pegawai yang awasi tangan usil pengunjung.
ReplyDeleteSaya kadang gemas lihat fasilitas tempat wisata rusak atau dikotori oleh pengunjung, dan kadang petugasnya cuek. SAya tahu karena rumah keluarga saya sangat dekat dengan tempat wisata
bener nih, kadang pengungjung suka seenaknya sih. sampah aja susah banget dibuang di tempatnya, heu. gemes sendiri. padahal engak susah loh taro sampah sebentar di tas. pas ketemu tempat sampah tinggal di buang. semoga mereka yang sering begini bisa sadar sesadar sadarnya hehe. makasih sharingnya.
ReplyDeletePR buat semua orang itu ya, agar tempat wisata menjadi bersih dan terjaga. Kasihan kalo hanya diserahkan kepada pengelola. Belum terlambat ya untuk kita mulai lagi dengan mengajarkan anak-anak di rumah agar membuang sampah pada tempatnya. Jadi kalo kelak diajak jalan-jalan mereka faham akan kebersihan.
ReplyDelete