Penerapan Protokol Kesehatan di Pesantren Pada Masa Pandemi
Penerapan Protokol Kesehatan di Pesantren Pada Masa Pandemi. - Pesantren atau sekolah berbasis asrama yang akan menjalankan pembelajaran tatap muka pada masa pandemi sudah memiliki standar prosedur kesehatan masing-masing. Masing-masing pesantren sudah membuat SOP dalam rangka meminimalisir dan mencegah paparan virus corona. Sehingga diharapkan tidak muncul klaster baru di lingkungan pesantren.
Secara teknis Protokoler kesehatan yang diterapkan di pesantren berbeda-beda. Tapi secara umum protokoler pencegahan covid di pesantren hampir semuanya sama. Mulai dari rapid test, untuk rapid test dan cek virus corona bisa dilakukan secara online sebagaimana diulas oleh mbak Richa. Selain itu ada penerapan social distancing, tidak jabat tangan, memakai masker, penggunaan handsanitizer, dan pengecekan suhu.
Berikut ini saya sampaikan salah satu contoh singkat prosedur kesehatan yang diterapkan pesantren dalam menyambut dan menjalankan pembelajaran tatap muka di pesantren.
Secara teknis Protokoler kesehatan yang diterapkan di pesantren berbeda-beda. Tapi secara umum protokoler pencegahan covid di pesantren hampir semuanya sama. Mulai dari rapid test, untuk rapid test dan cek virus corona bisa dilakukan secara online sebagaimana diulas oleh mbak Richa. Selain itu ada penerapan social distancing, tidak jabat tangan, memakai masker, penggunaan handsanitizer, dan pengecekan suhu.
Berikut ini saya sampaikan salah satu contoh singkat prosedur kesehatan yang diterapkan pesantren dalam menyambut dan menjalankan pembelajaran tatap muka di pesantren.
baca juga : Mengapa harus kembali pembelajaran tatap muka
Prosedur sebelum di asrama pesantren
- Melakukan karantina mandiri di rumah sekurang-kurangnya 14 hari sebelum masuk asrama.
- Melakukan cek kesehatan. Bila perlu melakukan tes rapid atau swab.
- Tidak ada anggota keluarga yang memiliki status positif, PDP, ODP, dan OTG
- Tidak menggunakan transportasi umum ketika perjalanan ke pesantren
- Tetap melaksanakan protokoler kesehatan selama perjalanan
- Membawa perlengkapan makan-minum sendiri dan perlengkapan pribadi lainnya. Meminimalkan saling pinjam.
- Membawa perlengkapan protokoler kesehatan sendiri. Seperti : Masker, handsanitizer, faceshield, sajadah, dan obat-obatan pribadi.
- Membawa bekal makananan atau minuman yang bergizi yang tidak tersedia di pesantren. Misalnya madu, sari kurma, buah-buahan, roti, dan vitamin lainnya.
- Datang ke asrama sesuai jadwal. Biasanya pesantren memberlakukan jadwal kedatangan untuk mengurangi kerumunan.
- Tidak melakukan penjengukan siswa di asrama dalam kurun waktu yang ditentukan
Prosedur kesehatan ketika di asrama
- Siswa masuk pintu gerbang pesantren tanpa didampingi pengantar.
- Menjalani skreening kesehatan dan pencegahan covid. Seperti pengecekan suhu, penyemprotan disinfektan pada barang bawaan, cuci tangan, dan surat keterangan kesehatan yang dibutuhkan.
- Menerapkan protokol kesehatan selama di asrama (selalu memakai masker, handsanitizer, dan cuci tangan, serta jaga jarak)
- Tidak bersalaman dengan pengasuh, guru, atau sesama teman.
- Menjaga jarak ketika berinteraksi, makan, beribadah, belajar, dan tidur
- Tidak saling pinjam pakaian, handuk, peralatan mandi, atau kasur/tempat tidur.
- Membatasi akses keluar masuk pesantren
- Memeriksa suhu tubuh setiap hari
- Mengurangi aktifitas atau kegiatan yang menguras tenaga, yang membuat lelah.
- Istirahat, tidur dan olahraga yang cukup
baca juga : Cara mencegah penyebaran wabah covid 19
Ini bisa jadi penerapan kesehatan yang harus diberlakukan terus selama new normal. Terutama masalah kunjungan dari keluarga. Biar ga makin membahayakan pihak pesantren juga ya
ReplyDeletewah semoga pesantren nerapin protokol kesehatan ini semua ya kak..kmrn kakakku ke pesantren anaknya cm bisa ngasih besek di depan gerbang, anaknya jg ttp di dalam pesantren
ReplyDeleteasrama pesantren memang harus ketat ya mbak protokol kesehatannya.
ReplyDeleteApalagi di pesantren ya yang anak-anaknya pasti tidur dalam kelompok. Misal satu kamar bisa buat 5 - 10 orang. Jadi protokol kesehatan kudu diawasi dengan ketat agar semua selamat.
ReplyDeleteHihihi ini nih baru kejadian sama keponakan kak yang masuk pesantren 2 bulan lalu. sayang kami beda daerah kaltim-kalsel. Protokol kesehatannya sama nih, cuma yang naik kendaraan umum itu saja karena memang harus naik pesawat
ReplyDeleteNah diasrama inih kalau di media massa sering dibilang jadi kluster penyebaran virus..padahal pasti protokol kesehatan sangat ketat ya kak..duhh semoga tidak ada lagi deh yang terkena virus kasihan dengernya..Semoga Sehat2 semua Amin YRA
ReplyDeleteSmg pesantren2 lainnya bisa menerapkan protokol kesehatan dgn baik, agar rantai penyebaran virus terputus
ReplyDeleteEnak ya kak kalau pesantren masih diijinkan masuk. Kalau di sini kena teguran langsung dari dinas. Semoga masa covid cepat berlalu. Kami sempat empat kali tatap muka dengan anak-anak. Dan belajar di rumah tidak efektif, karena beberapa dari mereka orang tua yang menuliskan.
ReplyDeleteSemoga kita semua disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan... meskipun tidak menjamin akan bebas C19.. apalagi tidal melaksanakan protokol pastinya akan lebih rentan lagi... ya kan
ReplyDeleteSetuju banget ya kak, untuk segera melakukan karantina mandiri sebelum memulai belajar, untuk itu orang tua harus memberikan bekal yang memadai
ReplyDeletePesantren memang perlu penerapan protokol kesehatan, seperti karantina mandiri perlu sekali nih kak, karena pesantren banyak orang juga ya kak.
ReplyDeletewah untung ya sekarang semua bersatu padu untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, kalau setiap pesantren seperti ini, orang tua juga bisa tenang meninggalkan anaknya di pesantren. makasih sharingnya.
ReplyDeleteBener banget kak, ini protokol kesehatannya sama bgt dengan pesantren adikku di Kudus. Saat datang rapid testnya di klinik pesantren
ReplyDeleteAlhamdulillah di salah satu pesantren besar di Medan protokol kesehatan begini ketat mas. Bahkan masih ditiadakan kunjungan keluarga. Semua dilakukan agar angka covid 19 semakin reda.
ReplyDeleteasrama pesantren memang harus ketat nerapin protokol kesehatannya. Karena kadang populasi santri yang berkumpul di pesantren itu bisa banyak sekali
ReplyDeletetetap jaga kesehatan dan disiplin protokol keehatan sambil berdoa agar pandemi segera lenyap
ReplyDelete